Ddddrrrttttttt…
dddddddddrrrttt.. dddrrrrtttt…
Hpku
bergetar di dalam saku celana. Penasaran, akhirnya kuambil hpku dan kubuka
pesan yang ada di baliknya.
Febri, bisa ke prodi sebentar?,
suara Madame Rina terngiang dalam benakku saat kubaca pesan yang datang
darinya.
Wah, gawat jangan-jangan hasil
terjemahan kemarin banyak yang salah, rasa pesimis berhasil
mencapai garis finish dan sekarang
mencuat menguasai pikiranku di saat yang bersamaan saat tiba giliranku
melakukan presentasi.
*
* *
Kamis,
satu minggu yang lalu, seperti biasa, kujalani hari dengan melangkahkan kaki
menuju kampus Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada. Kampus tempatku melewati
waktu, menapaki jalan menuju impian. Dengan semangat, aku membuka pintu ruang
SV-107 untuk mengikuti kuliah di jam pertama hari itu, apa lagi kalau bukan
mata kuliah Newstainment.
Hari
itu, aku berserta kelompokku, harus melakukan presentasi mengenai kampung
wisata yang hendak kami jadikan objek untuk membuat sebuah film dokumenter
dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah tersebut.
Dipowinatan
dan Kadipaten adalah 2 dari sekian banyak kampung wisata yang ada di wilayah
Kota Yogyakarta. Kedua kampung wisata tersebut memiliki karakter masing-masing,
namun memiliki persamaan yakni sama-sama menunjukkan keaslian. Bedanya,
Kadipaten menawarkan paket wisata art and
heritage tourism sedangkan Dipowinatan lebih menunjukkan wisata rumah
kampung, aktifitas kampung termasuk festival dan permainan anaknya. Keduanya
sangatlah menarik, namun jika aku harus memilih, hatiku terpikat oleh
Dipowinatan, sebab mereka menawarkan hal yang sangat jarang aku temui di
Yogyakarta ini. Meskipun aku merupakan suku Sunda yang banyak orang menganggap
memilki kedekatan dengan suku Jawa, tapi aku sangat sangat yakin, perbedaan di
antara kami sangatlah luas, entah secara filosophis, sosiologis ataupun adat
istiadat.
“Hai
manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di
sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Mengenal.” (Q.S Al-hujuraat : 13)
* * *
Aku menaiki tangga menuju lantai 2 tempat ruang prodiku
berada. Telah menunggu di sana Madame Rina dan Monsieur Risky. Kulangkahkan
kaki dengan pasti meski aku tak tahu apa yang akan terjadi nanti. Beberapa
menit kemudian akhirnya aku tahu jawabannya, dan ternyata semua pikiranku
salah. Aku mendapatkan (lagi) beberapa berita tertulis yang sudah dicetak dalam
bentuk kertas yang setelah kubuka setiap lembarannya, semuanya berjumlah 6
halaman. Karena sedang menjalankan banyak pekerjaan, Mme Rina memintaku untuk
membantunya mengalihbahasakan berita-berita dari Pemerintah Kota Bantul ke
dalam bahasa Prancis, kali ini cukup 4 berita saja, setelah sebelumnya aku
menerjemahkan 6 berita.
Alhamdulillah, aku sangat bersyukur sekali, aku
benar-benar memandangnya sebagai sebuah amanah, anugerah dan nikmat alih-alih
beban. Dari sana, aku bisa belajar dan mengasah serta menguji kemampuanku dalam
berbahasa Prancis, sungguh sebuah peluang yang sangat besar bagiku. Subhanallah,
Allah memang Maha Menempati Janji.
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (Q.S Ibrahim : 7)
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (Q.S Ibrahim : 7)
Kupenuhi
amanah itu dan kujalani dengan ikhlas seraya berucap bismillahirrahmanirrahim.
“Ya
Tuhanku, Ilhamkanlah kepadaku untuk aku mensyukuri nikmat-nikmat-Mu yang telah
Engkau karuniakan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku dan agar aku dapat
beramal shaleh yang Engkau ridha’i dan perbaikilah diriku pada keluargaku,
sesungguhnya aku bertaubat kepada-Mu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang
yang berserah diri.” (Q.S Al-ahqaf : 15)